PENGAMEN
JUGA BUTUH MAKAN!
Pengamen???
Kotor, “amburadul”, “urak-an”, jalanan, kumpulan orang-orang yang malas
bekerja, dll. Itulah hal yang ada difikiran kita ketika mendengar kata
“pengamen”. Sebenarnya siapa atau apa itu pengamen? Pengamen itu menurut saya
adalah individu atau kelompok yang bekerja melalui seni, atau mencari uang
dengan menukarkan suatu karya yang diciptakan oleh diri sendiri atau kelompok
dengan uang. Bis kota, toko-toko, rumah-rumah penduduk, tempat keramaian.
Itulah biasanya pengamen berada, mereka menurut saya bukanlah tidak mau
bekerja, tetapi karena faktor-faktor tertentu yang membuat mereka tidak bisa
bekerja secara “benar”.
Faktor
sekolah dan keadaan ekonomi keluarga bisa jadi menjadi faktor utama, mereka
tidak lulus Sekolah Dasar karena keluarga yang tidak bisa membayar semua “tetek
bengek” uang sekolah, Negara yang banyak berdiri gedung-gedung pencakar langit,
mobil-mobil mewah hingga banyak golongan atas dan sosialita di kota-kota besar
masih ada sebagian masyarakat yang kesulitan melunasi biaya sekolah. Dimana
letak keadilan yang selama ini “digembor-gemborkan” disetiap sudut kota dan
desa.
Sebenarnya
mereka mengamen semata-mata juga hanya untuk mencari sesuap nasi untuk dirinya
dan keluarga. Namun ada beberapa oknum yang menyalahgunakan uang hasil mengamen
tersebut. Ada yang dugunakan untuk berfoya-foya seperti membeli rokok, minuman
keras, berjudi, dsb. Ada juga yang memanfaatkan “bocah-bocah” untuk mengamen
dan hasilnya diserahkan kepada pengepul.
Merasa
iba? Mungkin beberapa orang merasa kasihan dengan anak-anak yang seharusnya
sekolah dan bermain malah mengamen di bis-bis kota. Namun kita tidak tahu apa
yang sebenarnya terjadi dibelakang mereka. Sehingga untuk memberikan sepeser
rupiah pun terkadang berfikir dua kali. Bukan merasa pelit, tetapi setelah
melihat ada beberapa oknum yang memanfaatkan para pengamen, jadi malah merasa
enggan untuk berbagi.
Sebenarnya
semua itu bisa diatasi jika pemerintah mampu menunduk kebawah dan menengok ke
belakang untuk melihat rakyatnya yang bergolongan menengah kebawah seperti
pengamen. Mulai dari hal kecil pun bisa dilakukan, seperti menampung mereka di
suatu tempat (taman bacaan), memberikan mereka pengarahan dsb, agar mereka
faham tentang arti pengamen yang sebenarnya. Mulai dari kita yang harus
bertindak, karena sebenarnya pengamen pun butuh makan dan pendidikan!.
(Indratusvia Mahgiyanto, 18/12/’12)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar