Rabu, 19 Desember 2012

ARTIKEL LAGI :)

PERANAN GURU BAGI MURID YANG BERMASALAH
Guru sebagai Pembuat keputusan. Guru harus selalu membuat keputusan-keputusan bahan pelajaran dan metode mengajar. Keputusan-keputusan ini didasarkan atas banyaknya factor seperti bahan inti yang harus diajarkan, kemampuan murid dan apa yang diperlukan olehnya dan tujuan yang akan dicapai.

Guru sebagai motivator. Murid tidak berhasil dengan sendirinya, melainkan dengan peran guru sebagai motivator. Ada beberpa pelajaran yang di sampaikan guru tidak menarik minat dan perhatian murid. Memulai memngajar dengan penuh semangatpun tidak merupakan jaminan bahwa minat dan konsentrasi murid dapat berlangsung lama. Banyak keputusan yang dibuat guru berpengaruh terhadap motivasi murid. Cara memberikan nilai misalnya, dapat mendorong murid belajar lebih giat atau malah menjadikannya putus asa. Bahkan pelajaran yang dipilih yang sejalan dengan minat dan kemampuan murid dapat membantu mendorong mereka belajar. Maslahnya ialah bagaimanakah guru dapat mempertahankan minat dan perhatian murid selama proses belajar mengajar berlangsung.

Guru sebagai Manajer. Waktu yang di pergunakan guru untuk berinteraksi secara verbal dengan murid rata-rata antara 20 sampai 30 persen setiap harinya. Selebihnya di pergunakan untuk kegiatan pengelolaan, seperti supervisi, organisasi pelajarn,menyiapkan ujian, memeriksa dan menilai pekerjaan murid, menghadiri rapat, mengadakan pertemuan dengan orang tua murid dan sebagainya.

Guru sebagai pemimpin. Meskipun guru harus menangani kebutuhan murid orang perorang, tetapi kenyataannya jarang berbuat demikian. Mengajar nyatanya adalah memimpin sekelompok murid. Guru yang efektif adalah pemimpin yang efektif, yaitu memanfaatkan potensi kelompok untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan individual. Dalam peranannya sebagai pemimpin kelompok, guru diharapkan menjadi wasit, pelerai kecemasan, detektif, pencegah timbulnya perasaan bermusuh dan frustasi, teman dan orang kepercayaan, pengganti orang tua, sumber kasih saying dan pemberi semangat.

Guru sebagai konselor. Sebagai konselor, guru harus menjadi pengamat yang peka terhadap tingkah laku dan gerak gerik murid. Guru harus berusaha memberikan tanggapan yang konstruktif apabila murid mengalami kelesuan dalam belajar. Dia harus tahu apabila ada murid perlu dikonsultasikan kepada ahli kesehatan mental misalnya. Disetiap kelas tidak jarang murid mengadukan persoalan pribadinya kepada guru.

Guru sebagai insinyur  atau perekayasa lingkungan. Guru diharapkan menjadi desainer yang dapat menata ruang kelas dengan baik sehingga menimbulkan suasana belajar yang kondusif.. Bukankah penataan ruangan kelas dapat membantu atau mengganggu proses belajar? Perubahan  tata ruang kelas itu  mungkin saja tidak menyolok, seperti menggantungkan gambar di depan kelas atau menyuruh murid duduk dalam posisi lingkaran untuk keperluan diskusi dan sebagainya.

Guru juga berperan sebagai model atau contoh bagi muridnya. Gairah murid terhadap suatu mata pelajaran timbul karena pelajaran itu diberikan oleh guru yang penuh gairah dengan menggunakan metode demonstrasi. Sebaliknya gairah terhadap suatu mata pelajaran memudar karena mata pelajaran itu diberikan dengan metode ceramah yang gersang. Dengan demikian guru tersebut dengan sengaja berperan sebagai model. Demonstrasi dalam mata pelajaran fisika, kimia dan kesejahteraan keluarga adalah contah permodelan langsung (direct modeling).

Tetapi dalam banyak hal yang lain, guru tidak begitu menyadari peranannya sebagai model. Sebagai contoh, guru selalu berperan sebagai model dalam mendemonstrasikan cara berfikir memecahkan masalah. Apabila guru dapat melibatkan muridnya berfikir melalui berbagai macam alternatif pemecahan masalah, besar kemungkinan muridnya menjadi sadar bahwa mereka mampu memecahkan masalah dalam berbagai macam situasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar