PERANAN GURU BAGI MURID YANG BERMASALAH
Guru sebagai Pembuat keputusan. Guru
harus selalu membuat keputusan-keputusan bahan pelajaran dan metode mengajar.
Keputusan-keputusan ini didasarkan atas banyaknya factor seperti bahan inti
yang harus diajarkan, kemampuan murid dan apa yang diperlukan olehnya dan
tujuan yang akan dicapai.
Guru sebagai motivator. Murid tidak
berhasil dengan sendirinya, melainkan dengan peran guru sebagai motivator. Ada
beberpa pelajaran yang di sampaikan guru tidak menarik minat dan perhatian
murid. Memulai memngajar dengan penuh semangatpun tidak merupakan jaminan bahwa
minat dan konsentrasi murid dapat berlangsung lama. Banyak keputusan yang
dibuat guru berpengaruh terhadap motivasi murid. Cara memberikan nilai
misalnya, dapat mendorong murid belajar lebih giat atau malah menjadikannya
putus asa. Bahkan pelajaran yang dipilih yang sejalan dengan minat dan
kemampuan murid dapat membantu mendorong mereka belajar. Maslahnya ialah
bagaimanakah guru dapat mempertahankan minat dan perhatian murid selama proses
belajar mengajar berlangsung.
Guru sebagai Manajer. Waktu yang di
pergunakan guru untuk berinteraksi secara verbal dengan murid rata-rata antara
20 sampai 30 persen setiap harinya. Selebihnya di pergunakan untuk kegiatan
pengelolaan, seperti supervisi, organisasi pelajarn,menyiapkan ujian, memeriksa
dan menilai pekerjaan murid, menghadiri rapat, mengadakan pertemuan dengan
orang tua murid dan sebagainya.
Guru sebagai pemimpin. Meskipun guru
harus menangani kebutuhan murid orang perorang, tetapi kenyataannya jarang
berbuat demikian. Mengajar nyatanya adalah memimpin sekelompok murid. Guru yang
efektif adalah pemimpin yang efektif, yaitu memanfaatkan potensi kelompok untuk
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan individual. Dalam peranannya sebagai
pemimpin kelompok, guru diharapkan menjadi wasit, pelerai kecemasan, detektif,
pencegah timbulnya perasaan bermusuh dan frustasi, teman dan orang kepercayaan,
pengganti orang tua, sumber kasih saying dan pemberi semangat.
Guru sebagai konselor. Sebagai
konselor, guru harus menjadi pengamat yang peka terhadap tingkah laku dan gerak
gerik murid. Guru harus berusaha memberikan tanggapan yang konstruktif apabila
murid mengalami kelesuan dalam belajar. Dia harus tahu apabila ada murid perlu
dikonsultasikan kepada ahli kesehatan mental misalnya. Disetiap kelas tidak
jarang murid mengadukan persoalan pribadinya kepada guru.
Guru sebagai insinyur atau
perekayasa lingkungan. Guru diharapkan menjadi desainer yang dapat menata ruang
kelas dengan baik sehingga menimbulkan suasana belajar yang kondusif.. Bukankah
penataan ruangan kelas dapat membantu atau mengganggu proses belajar?
Perubahan tata ruang kelas itu mungkin saja tidak menyolok, seperti
menggantungkan gambar di depan kelas atau menyuruh murid duduk dalam posisi
lingkaran untuk keperluan diskusi dan sebagainya.
Guru juga berperan sebagai model atau
contoh bagi muridnya. Gairah murid terhadap suatu mata pelajaran timbul karena
pelajaran itu diberikan oleh guru yang penuh gairah dengan menggunakan metode
demonstrasi. Sebaliknya gairah terhadap suatu mata pelajaran memudar karena
mata pelajaran itu diberikan dengan metode ceramah yang gersang. Dengan
demikian guru tersebut dengan sengaja berperan sebagai model. Demonstrasi dalam
mata pelajaran fisika, kimia dan kesejahteraan keluarga adalah contah
permodelan langsung (direct modeling).
Tetapi dalam banyak hal yang lain, guru
tidak begitu menyadari peranannya sebagai model. Sebagai contoh, guru selalu
berperan sebagai model dalam mendemonstrasikan cara berfikir memecahkan
masalah. Apabila guru dapat melibatkan muridnya berfikir melalui berbagai macam
alternatif pemecahan masalah, besar kemungkinan muridnya menjadi sadar bahwa
mereka mampu memecahkan masalah dalam berbagai macam situasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar